TIMES NATUNA, WONOSOBO – Di tengah gugusan pegunungan di kawasan Dataran Tinggi Dieng, berdirilah sebuah gunung yang masih terjaga keasriannya mencuri perhatian para pecinta alam: Gunung Bismo.

Terletak di Kabupaten Wonosobo, Jawa Tengah, gunung ini berdiri anggun di ketinggian sekitar 2.365 meter di atas permukaan laut. Ia menawarkan keindahan yang tak hanya memanjakan mata, tetapi juga memberikan pengalaman spiritual yang mendalam bagi siapa saja yang menapaki jalurnya.

Gunung Bismo bukan sekadar destinasi pendakian. Ia adalah panggung alam yang menyuguhkan pertunjukan langka setiap pagi dan sore hari. Dari puncaknya, para pendaki bisa menyaksikan panorama 360 derajat yang menampilkan bentang alam pegunungan Dieng, samudra awan, hamparan perkebunan, dan siluet matahari yang muncul maupun tenggelam dengan anggun.

Puncak Bismo sering kali dijuluki sebagai “balkon rahasia” Dieng karena letaknya yang sedikit tersembunyi, namun menghadirkan pandangan yang menakjubkan ke segala arah.

Variasi Jalur Pendakian: Ramah Hingga Menantang

Suasana cerah di puncak Gunung Bismo menyuguhkan panggung awan yang menakjubkan. (FOTO: Instagram wonosobohitz).

Salah satu keunggulan Gunung Bismo adalah keberagaman jalur pendakian yang dapat dipilih oleh pendaki sesuai dengan tingkat pengalaman dan preferensi mereka. Setidaknya ada lima jalur populer yang dapat diakses, masing-masing dengan karakteristik unik:

Jalur Sikunang di Kecamatan Kejajar, terkenal dengan waktu tempuh yang relatif singkat—sekitar 1 hingga 2 jam—namun tetap memberikan tantangan fisik yang berarti. Dari jalur ini, pendaki bisa mencapai beberapa titik puncak seperti Puncak Tugel dan Puncak Indraprasta.

Jalur Silandak di Desa Slukatan menawarkan sensasi berbeda dengan medan yang lebih panjang dan penuh tanjakan. Uniknya, beberapa bagian jalur membutuhkan bantuan tali rotan untuk menaklukkan medan curam.

Jalur Deroduwur dan Pulosari dikenal dengan keindahan alam sepanjang perjalanan, termasuk hutan pakis dan sumber mata air alami. Bahkan, di jalur Pulosari, pendaki bisa menikmati pemandian air panas alami, pengalaman yang tak umum dijumpai dalam kegiatan mendaki gunung.

Jalur Ngandam menjadi pilihan ideal bagi pendaki pemula dengan medannya yang lebih landai dan jalur yang sudah tertata baik.

Akses dan Fasilitas Penunjang

Seluruh jalur pendakian telah dilengkapi dengan basecamp yang menyediakan fasilitas dasar seperti area parkir, pos registrasi, kamar mandi, dan area istirahat. Akses menuju basecamp dapat ditempuh dengan kendaraan pribadi maupun transportasi umum dari pusat Kota Wonosobo. Jalur menuju kaki gunung sebagian besar sudah beraspal dengan pemandangan pedesaan yang tenang dan hijau.

Puncak nemu-nemu, salah satu area puncak di Gunung Bismo. (FOTO: Instagram wonosobohitz).

Selain itu, warga sekitar turut berperan aktif dalam menjaga dan mengelola jalur pendakian, sehingga selain menikmati alam, para pendaki juga akan merasakan kehangatan masyarakat lokal yang ramah dan terbuka terhadap wisatawan.

Gunung yang Menenangkan Jiwa

Jika dibanding dengan gunung-gunung lain di Wonosobo yang kerap dipadati pendaki, Gunung Bismo yang cenderung lebih sepi. Ia tempat yang cocok untuk mencari ketenangan, refleksi diri, dan menikmati alam secara intim. Tidak ada suara kendaraan yang mengganggu, hanya angin, dan kicau burung yang menemani.

Gunung Bismo adalah destinasi yang sempurna bagi siapa saja yang merindukan keindahan alam dalam balutan ketenangan. Dengan jalur yang bervariasi, pemandangan luar biasa dari puncak, dan kehangatan warga sekitar, Gunung Bismo bukan hanya sekadar gunung untuk didaki, tetapi tempat untuk menyatu dengan alam dan mengenal diri lebih dalam. (*)