Berita

22 Jurnalis Ditahan Otoritas Myanmar, AJI Suarakan Pembebasan

Jumat, 05 Maret 2021 - 21:14
22 Jurnalis Ditahan Otoritas Myanmar, AJI Suarakan Pembebasan AJI Indonesia menyerukan pembebasan 22 jurnalis yang ditahan otoritas Myanmar. (Grafis: AJI Indonesia)

TIMES NATUNA, SURABAYA – Sejak Militer Myanmar melakukan kudeta kekuasaan pada 1 Februari yang lalu, sedikitnya 22 jurnalis ditahan dengan tuduhan melanggar undang-undang ketertiban umum. Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Indonesia menyerukan pembebasan terhadap para jurnalis yang terancam tiga tahun penjara itu.

"Mereka dituduh menyebabkan ketakutan dengan menyebarkan berita palsu. Militer juga sempat membatasi dan menghentikan akses internet dan komunikasi di beberapa daerah Myanmar tanpa aturan yang jelas," ungkap Ketua Umum AJI Indonesia Sasmito, dalam keterangan persnya, Jumat (5/3/2021).

Menurut kelompok pemantau Asosiasi Bantuan Tahanan Politik (AAPP) hingga 4 Maret 2021, tercatat ada 1.507 orang ditangkap, sekitar 1.200 orang masih di balik jeruji besi dan 50 orang meninggal dunia diterjang peluru tajam.

"Korban diperkirakan akan terus bertambah, mengingat sikap militer yang tidak peduli dengan ancaman sanksi dari masyarakat internasional," jelas Sasmito.

Kekerasan yang dilakukan oleh junta militer, lanjutnya, jelas merupakan bentuk pelanggaran hak asasi manusia dan menodai demokrasi yang menjadi landasan dalam bernegara.

Penahanan terhadap jurnalis dapat memperburuk situasi kebebasan pers di negara itu. Selain itu pengekangan pers dapat mengurangi hak masyarakat di tingkat regional dan global mendapatkan informasi tentang situasi Myanmar. Untuk itu, AJI Indonesia menyampaikan sikap berikut ini.

1. Mendorong otoritas Myanmar untuk membebaskan dan menghentikan kekerasan terhadap jurnalis yang sedang menjalankan tugasnya. Setiap jurnalis memiliki hak untuk meliput peristiwa publik yang penting di Myanmar, tanpa takut ditangkap atau dianiaya.

2. Mendorong otoritas Myanmar untuk menghentikan kekerasan yang telah menimbulkan korban jiwa di sisi warga sipil Myanmar yang sedang berjuang mempertahankan demokrasi. Selain mengancam warga Myanmar, kudeta militer dan rangkaian kekerasan ini dapat berpotensi mengancam stabilitas kawasan Asia Tenggara.

3. Mendorong pemerintah Indonesia untuk merangkul negara-negara anggota ASEAN untuk mendukung Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB) mengirimkan tim investigasi ke Myanmar. Tim ini penting untuk melaporkan kondisi dan menghentikan kekerasan yang terjadi di Myanmar.

AJI merupakan organisasi jurnalis yang misinya memperjuangkan kebebasan pers, meningkatkan profesionalisme dan kesejahteraan jurnalis. AJI memiliki 1.846 anggota yang tersebar di 40 kota.

AJI merupakan konstituen Dewan Pers dan menjadi anggota sejumlah organisasi internasional: International Federation of Journalists (IFJ), berkantor pusat di Brussels, Belgia: International Freedom of Expression Exchange (IFEX), berkantor pusat di Toronto, Kanada: Global Investigative Journalism Network (GIJN), berkantor pusat di Maryland, AS: Forum Asia, jaringan hak asasi manusia berkantor pusat di Bangkok, Thailand; South East Asian Press Alliance (SEAPA), yang bermarkas di Bangkok. (*)

Pewarta : Ammar Ramzi (MG-235)
Editor : Wahyu Nurdiyanto
Tags

Berita Terbaru

icon TIMES Natuna just now

Welcome to TIMES Natuna

TIMES Natuna is a PWA ready Mobile UI Kit Template. Great way to start your mobile websites and pwa projects.