TIMES NATUNA, JAKARTA – Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri) melakukan berbagai inovasi untuk mendukung program ketahanan pangan nasional yang digagas oleh pemerintahan Presiden RI Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka.
Kapolri Jenderal Pol. Listyo Sigit Prabowo mengungkapkan, salah satu inovasi utama adalah pemanfaatan bibit unggul hibrida P27 dan pupuk tekno MIGO Presisi Bhayangkara yang terbukti mampu meningkatkan hasil panen secara signifikan.
“Pemanfaatan bibit unggul Hibrida P27 dan pupuk Tekno MIGO Presisi Bhayangkara mampu meningkatkan hasil panen dari 4 ton per hektare menjadi 9 hingga 14 ton per hektare,” ujar Kapolri dalam kegiatan penanaman jagung kuartal IV di Tangerang, Banten, Rabu.
Polri juga merekrut 333 bintara khusus pertanian untuk mengoptimalkan pengolahan lahan dan hasil produksi di berbagai daerah. Langkah ini diharapkan dapat mempercepat transformasi pertanian nasional berbasis teknologi.
Selain itu, Polri bekerja sama dengan sejumlah universitas, salah satunya Universitas Sriwijaya, Palembang, untuk mengolah tanaman eceng gondok menjadi pupuk organik.
Menurut Kapolri, pupuk tersebut memiliki kandungan unsur hara tinggi dan nilai ekonomis yang besar.
“Biaya produksi pupuk organik untuk 1 hektare lahan hanya Rp773.000, atau 86 persen lebih hemat dibandingkan pupuk kimia yang mencapai Rp5,9 juta per hektare,” jelasnya.
Dalam upaya meningkatkan kesuburan tanah, Polri juga menggandeng Universitas Lambung Mangkurat, Banjarmasin, Kalimantan Selatan (Kalsel), untuk mengolah lahan basah dengan tingkat keasaman di bawah pH 5 menjadi lahan produktif dengan memanfaatkan batu asal Korea.
Inovasi ini terbukti efektif menetralisasi keasaman dan meningkatkan pH tanah. Hasilnya, pada lahan basah seluas 5 hektare di Kalsel, telah dilakukan empat kali panen dengan rata-rata produksi mencapai 8 ton per hektare.
Dari sisi teknologi, Polri juga memanfaatkan Solar Water Pump berbasis panel surya berkapasitas 5.680 watt guna mendukung sistem irigasi pertanian yang efisien dan ramah lingkungan.
“Teknologi ini menjadi solusi energi hijau untuk mendukung sistem irigasi pertanian secara berkelanjutan,” ujar Kapolri.
Selain itu, Polri mengembangkan teknologi Watergen, alat yang mampu menghasilkan 100 hingga 350 liter air bersih per hari dari kelembapan udara. Teknologi ini diandalkan untuk mendukung daerah-daerah pertanian kering agar ketersediaan air tetap terjaga.
Tak hanya teknologi, Polri juga memperkuat sektor logistik pertanian dengan membangun 18 unit gudang ketahanan pangan di 12 provinsi, dengan kapasitas total mencapai 18.000 ton.
“Gudang ketahanan pangan Polri yang sebelumnya dilakukan groundbreaking di Bengkayang oleh Presiden Prabowo Subianto pada 5 Juni 2025 kini telah rampung 100 persen,” kata Kapolri.
Melalui berbagai inovasi tersebut, Polri menunjukkan komitmen kuat dalam mendukung ketahanan pangan nasional, memperkuat kolaborasi lintas sektor, serta mendorong kemandirian pangan berbasis teknologi dan efisiensi energi.(*)
Artikel ini sebelumnya sudah tayang di TIMES Indonesia dengan judul: Inovasi Polri Dukung Program Ketahanan Pangan Nasional di Era Prabowo-Gibran
Pewarta | : Rochmat Shobirin |
Editor | : Imadudin Muhammad |